Rabu, 14 September 2011

MATERI IPA KELAS XII SEMESTER 1:EKOLOGI

A. Pengertian dan Peranan Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang merupakan cabang dari biologi yang mengkaji interaksi antara unsur-unsur lingkungan di alam dengan pendekatan tertentu. Pelopor ilmu ekologi adalah seorang ahli biologi dari Jerman yang bernama Ernst Haekel (1866). Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu. Sehingga secara harfiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya. Secara sederhana, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan merupakan suatu kesatuan fungsi, sehingga antara komponen satu dengan komponen lainnya saling interaksi membentuk sistem, yang disebut ekosistem. Jadi obyek ekologi adalah ekosistem.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya tidak dapat dilepaskan dengan usaha makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan menjaga kelestarian jenisnya. Hubungan timbal balik antar makhluk hidup dapat berbentuk interaksi antarindividu, antarpopulasi, maupun antar- kuminitas. Akibatnya terjadi adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup dalam suatu lingkungan.
Individu adalah sebutan untuk makhluk hidup tunggal yang memiliki proses hidup sendiri. Populasi merupakan kumpulan individu yang sejenis dalam tempat/areal, dan waktu tertentu. Populasi bersifat dinamis, ukuran dinamisasi populasi adalah tingkat kepadatan populasi. Kepadatan populasi di definisikan sebagai jumlah individu sejenis per satuan luas (volume) pada waktu tertentu. Perubahan kepadatan populasi dipengaruhi oleh peristiwa tingkat kelahiran (natalitas); tingkat kematian (mortalitas), perpindahan individu (migrasi).
Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang hidup bersama, yang saling berinteraksi dalam habitat tertentu. Di dalam kominitas, setiap jenis organisme mempunyai tugas dan fungsi tertentu. Fungsi hidup suatu organisme di dalam komunitas disebut nisia atau nise. Kesatuan ekosistem yang ada di alam semesta disebut biosfer. Biosfer mencakup seluruh organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi (siklus energi) dan daur ulang materi (siklus materi). Di dalam siklus materi dan energi, matahari sebagai sumber pertama energinya.
Ekologi semakin dirasakan manfaatnya setelah terjadi ketimpangan akibat perilaku manusia yang cenderung merusak lingkungan. Pembakaran hutan, penebangan hutan, pembuangan limbah sembarangan, paracunan, penggunaan pestisida dan pupuk kimia, adalah contoh perbuatan manusia yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampak biologis yang paling nyata adalah ketika pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida atau racun kimia. Racun kimia tidak hanya membunuh hama tetapi juga membunuh hewan yang bermanfaat. Oleh karena itu, ekologi berusaha bagaimana mengendalikan makhluk hidup dengan menggunakan makhluk hidup lain yang bersifat parasit atau predatornya.

B. Komponen ekosistem
Setiap ekosistem memiliki dua komponen pokok yaitu komponen biotik (makhluk hidup) dan kompnen abiotik (benda mati).
Komponen biotik terdiri dari kumpulan makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik (mikro) yang bersifat parasit maupun saprofit. Komponen abiotik terdiri kumpulan makhluk tak hidup atau benda mati antara lain tanah, udara, angin, keadaan suhu/temperatur, kelembaban, udara, air, kadar garam (salinitas), keasaman (pH), tofografi (keadaan muka bumi), dan cahaya matahari.

1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi tanah, air, udara, suhu, cahaya, iklim, topografi, dan hasil interaksi komponen abiotik itu, seperti curah hujan, kelembaban, angin, gaya gravitasi, dll.
Tanah. Tanah merupakan tempat hidup seluruh kehidupan. Sebagian besar zat penyusun tubuh makhluk hidup berasal dari tanah. Oleh sebab itu tak mungkin ada kehidupan tanpa adanya tanah. Tanah yang subur yang mampu menyediakan kebutuhan organisme (tumbuhan). Tanah secara fisik dan kimiawi merupakan hasil proses destruksi dan konstruksi berbagai komponen lingkungan, seperti batuan dan bahan organik. Pembusukan dan pelapukan merupakan contoh proses destruksi, pembentukan mineral baru merupakan hasil proses konstruksi.
Air. Air juga merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk hidup. Keberadaan air di permukaan bumi yang tidak seragam telah menuntut adaptasi makhluk hidup yang ada. Akibatnya munculkan keanekaragaman makhluk hidup ditilik dari hubungannya dengan kebutuhan akan air. Seberapa jauh organisme dapat membebaskan diri dari ketergantungan air, tergantung pada kebutuhan dan kemampuannya menghemat air dalam keadaan tertentu. Organisme yang hidup dalam habitat yang kering pada umumnya memiliki cara penghematan air.
Udara. Udara merupakan komponen penyusun atmosfer bumi. Selain sebagai selimut bumi, atmosfer juga sebagai sumber unsur tertentu yang berwujud gas. Udara yang berada di dalam tanah juga sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dengan demikian komposisi udara di atmorfer dan di dalam tanah sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup.
Cahaya dan suhu. Cahaya matahari merupakan komponen abiotik utama yang berguna sebagai sumber energi primer bagi kehidupan. Terutama bagi tumbuhan dan makhluk hidup autotrof lainnya, untuk berfotosintesis. Tidak semua spektrum sinar matahari berguna untuk fotosintesis (hanya merah, nila, dan biru). Penyebaran cahaya di permukaan bumi juga tidak merata. Penyusupan cahaya ke dalam air juga terbatas. Oleh karena itu setiap organisme mempunyai cara untuk beradaptasi terhadap unsur cahaya ini. Faktor cahaya juga berkaitan dengan faktor suhu. Makhluk hidup memiliki suhu optimum tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Karena reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi oleh kuantitas suhu lingkungan. Sempitnya sebaran suhu yang memungkinkan proses biokimia dapat berlangsung secara efisien, menunjukkan bahwa organisme di manapun mereka hidup, berkepentingan untuk melawan atau menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kelembaban. Kelembaban adalah kadar air yang terdapat di udara. Kelembaban berpengaruh pada proses penguapan air dari permukaan tubuh makhluk hidup. Laju penguapan perpengaruh pada ketersediaan air di dalam tubuh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap lingkungan yang berkelembaban berbeda-beda. Kelembaban penting karena dapat mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme yang selanjutnya mempengaruhi kemampuannya untuk bertahan terhadap kekeringan.
Arus angin. Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara tempat-tempat itu. Kekuatan angin akan berpengaruh terhadap karakter tumbuhan. Daerah yang biasa dengan angin yang kuat, hanya bisa ditempati oleh tumbuhan yang liat dan berakar kuat. Angin juga merupakan alat penyebaran biji dan spora.
Arus air. Teristimewa dalam sungai atau aliran air lainnya. Hanya hewan yang dapat berenang atau dapat menghindar dari arus deras dapat bertahan. Sebab itu, hewan tak dapat berenang biasanya hidup di batu-batuan atau dalam lubang-lubang pada tebing sungai. Tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan berarus kuat biasanya menempelkan tubuhnya pada media dengan akar yang kuat. Sedangkan yang hidup di perairan yang tenang ada yang mengapung, melayang dengan alat tubuh teretentu.
Salinitas. Kepentingan salinitas dapat dilihat secara tajam pada spesies laut dan air tawar. Salinitas juga mempengaruhi destribusi hewan-hewan di daerah pasang surut atau pertemuan sungai dan laut. Hewan-hewan di sini memiliki kemampuan adaptasi fisiologi atau adaptasi tingkah laku untuk bertahan terhadap turun naiknya (fluktuasi) salinitas harian yang mengikuti irama pasang surutnya air laut.
Ombak. Ini terutama berpengaruh terhadap makhluk hidup yang hidup dalam daerah yang banyak gelombang. Untuk bertahan terhadap gempuran ombah sewaktu-waktu perlu kemampuan adaptasi khusus, misalnya kemampuan mencengkeram tempat tumbuh atau kedudukannya seperti binatang karang, anemon laut, udang pantai penggali pasir, penempelan pada karang seperti Fucus dan Laminaria.
Derajat keasaman (pH). PH pada habitat makhluk hidup sangat berpengaruh pada jenis makhluk hidup yang ada. Setiap makhluk hidup membutuhkan kondisi pH optimal yang berbeda-beda. Perubahan pH pada habitat akan menimbulkan respon tertentu dari makhluk hidup. Beberapa tanaman dapat bertahan hidup dalam keadaan asam, lainnya dalam kondisi netral atau lebih bersifat basa. Umumnya tanaman peka terhadap perubahan pH.
Iklim. Iklim merupakan hasil interaksi komponen kelembaban udara, suhu, curah hujan dll. Iklim berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah, kadar air, kadar garam laut, arus air, ombak dll. Makhluk hidup membutuhkan adaptasi fisiologis dan adaptasi tingkah laku tertentu di dalam merespon perubahan iklim. Hubungan antara iklim, tanah dan tumbuhan disajikan dalam giagram berikut ini.
Topografi. Topografi adalah kombinasi antara posisi lintang suatu tempat dipermukaan bumi (latitude) serta tinggi rendahnnya ditinjau dari permukaan laut (altitude). Topografi memiliki pengaruh besar terhadap iklim dan penyebaran makhluk hidup. Dengan memperhatikan distribusi makhluk hidup, kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan, misalnya pada sungai bagian pinggir dan tengahnya, di atas dan di bawah batu, tembok sebelah timur dan tembok sebelah barat rumah. Barangkali ini dapat dijelaskan dari adanya perbedaan pencahayaan, suhu, kelembaban, oleh perbedaan letak atau topografi. Topografi skala kecil ini dapat menggambarkan distribusi organisme dalam skala besar, yaitu pemisahan geografis.
Latar belakang. Latar belakang suatu makhluk hidup akan memberikan pengaruh yang besar terhadap penyesuaian diri terhadap lingkungannya atau adaptasi, yang meliputi adaptasi morfologi, adaptasi tingkah laku, maupun adaptasi fisiologi. Bentuk dan warna organisme yang dapat terkamuflase bila dipandang terhadap latar belakang tertentu, terkait juga pola distribusi organisme tersebut. Misalnya bunglon, belalang, burung puyuh, zebra, dll.

2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Atau bedasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan. Sebagai contoh penyebaran enceng gondok di Indonesia ke Thailand yang semula sebagai tanaman hias sekarang menjadi gulma, keong emas yang semula menjadi hiasan di kolam atau sebagai sumber protein hewani tambahan sekarang menjadi hama padi.
Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang baik pada lingkungan yang cocok, yang disebut habitat. Di tempat yang sesuai itulah makhluk hidup akan berkembang, menyebar dan migrasi untuk mencari tempat lain yang kondisinya sama dengan kondisi di mana nenek moyangnya berada.
Di dalam ekosistem, setiap organisme mempunyai fungsi, tugas tertentu (sebagai nisia). Oleh karena itu komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi. Secara garis besar ada empat nisia, yaitu:
a. Produsen. Produsen yakni organisme yang dapat menyusun senyawa organik dari bahan anorganik, menjadi makanannya sendiri. Di dalam membentuk makanannya sendiri, organisme ini dibantu oleh cahaya matahari. Organisme ini sering disebut juga organisme autotrop. Yang termasuk kelompok ini meliputi tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri dan ganggang biru.
b. Konsumen. Konsumen meliputi organisme yang tidak mampu membuat zat makanan sendiri, dan untuk memenuhi kebutuhan makanannya bergantung pada organisme lain. Organisme ini disebut juga organisme heterotrop. Organisme konsumen dibedakan berdasarkan atas jenis makanannya menjadi golongan herbivora, karnivora, dan omnivora. Masih ingatkah apa pengertian dan contoh dari ketiga istilah terserbut?
c. Dekomposer. Dekomposer disebut juga perombak (pengurai), yakni organisme yang bertugas merombak sisa-sisa organisme lain untuk memperoleh makannnya. Adanya perombak ini memungkinkan zat-zat organik terurai dan mengalami daur ulang kembali menjadi hara. Yang termasuk kelompok perombak adalah bakteri dan jamur.
d. Detritivora, yakni organisme yang memakan partikel-partikel organik (detritus). Detritus merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk. Yang termasuk golongan ini adalah cacing tanah, siput, lipan, keluwing, teripang, dll.
Berdasarkan fungsinya komponen biotik dalam ekosistem biasanya dibedakan menjadi tiga macam saja, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer dan detritivora). Ketiga macam komponen biotik tersebut walaupun fungsi atau peranannya berbeda namun dalam ekosistem terjadi hubungan saling ketergantungan baik seara langsung maupun tidak langsung. Perhatikan gambar di samping ini! jika anak panah menunjukkan arah perpindahan energi atau zat makanan, coba kamu jelaskan hubungan saling ketergantungan di antara komponen biotik tersebut!
Perpindahan energi atau zat makanan dari komponen biotik yang satu ke komponen biotik yang lain terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan. Dalam ekosistem peristiwa makan dan dimakan di antara komponen biotik akan membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Komponen abiotik suatu ekosistem pada dasarnya terbagi atas tanah/air, dan iklim. Tanah dan air mengandung campuran zat makanan anorgank dan organik. Batuan yang menjadi bagian dan bahan dasar terbentuknya tanah memberi saham pada sifat tanah. Iklim termasuk variabel-variabelnya seperti cahaya, suhu, air merupakan faktor penting sebagai penentu tipe-tipe organisme yang dapat tumbuh hidup dalam ekosistem tertentu. dalam ekosistem akuatik (perairan) salinitas merupakan variabel utama lainnya. Arus energi dan daur hara (materi) dalam ekosistem
Energi memasuki komponen biotik suatu ekosistem melalui produsen. Kecepatan penyimpanan energi oleh produsen dalam bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan disebut produksi primer, sedangkan produksi sebagai hasil organisme heterotrofik disebut produksi sekunder.
C. Macam -Macam Ekosistem
Bahwa kelompok organisme dalam komponen biotik keseluruhannya merupakan komunitas dalam ekosistem itu. Di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu:
1. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem laut, ekosistem pantai dan ekosistem air tawar.
Ekosistem laut atau bahari merupakan areal paling luas di antara ekosistem-ekosistem utama lainnya (2/3 bagian bumi atau sekitar 361 juta km persegi).

Berdasar intensitas cahaya matahari, habitat laut dibagi menjadi:
a)Daerah fotik, yaitu daerah yang cukup mendapat intensitas cahaya.
b)Daerah afotik, yaitu daerah yang kurang / tidak mendapat cahaya. Ekosistem laut yang tidak terjangkau oleh sinar matahari, karenanya dalam ekosistem ini tidak ada organisme produsen yang fotoautotrof. Karena pada ekosistem laut dalam tidak ada produsen fotoautotrof, maka komunitas yang ada adalah hewan pemakan sampah (saprovora), karnivora, dan detritivora.
c)Daerah batas antara fotik dan afotik disebut daerah termoklin. Pada daerah ini kedua air tidak bisa bercampur karena perbedaan berat jenisnya. Berat jenis air di daerah fotik lebih kecil dari pada daerah afotik.

Secara horisontal (mendatar) habitat laut dibagi menjadi :
a)Neuritik; yaitu habitat laut yang dimulai dari tepi pantai sampai di daerah laut dengan kedalaman 200 meter.
b)Oceanik, yaitu habitat laut dari kedalaman 200-10.000 meter
Secara vertikal (berdasar kedalaman) habitat laut dibagi menjadi :
a)Litoral, yaitu daerah pasang-surut.
b)Substrat litoral, yaitu mulai dari batas litoral terdalam sampai kedalaman 200 m.
c)Bathyal, yaitu daerah dengan kedalaman laut dari 200-4.000 meter.
d)Abysal, yaitu daerah dengan kedalaman laut berkisar 4.000-6.000 meter.
e)Hadal, yaitu daerah dengan kedalaman laut dari 6000-10.000 meter.

Organisme di laut terdiri atas:
a)Plankton, yaitu organisme yang terapung dalam air, berukuran mikro, dan bersifat pasif. Contohnya berbagai jenis protozoa dan crustacea.
b)Nekton, yaitu organisme yang bergerak secara bebas / aktif.
c)Bentos, yaitu organisme yang hidup di dasar laut.
Ekosistem pantai disebut juga ekosistem pantai pasir dangkal. Cirinya adalah daerahnya terbuka, jauh dari pengaruh air sungai besar atau terdapat di antara dua dinding batu terjal. Ekosistem pantai pasir dangkal banyak terdapat di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Vegetasi yang dominan adalah rumput laut dan ganggang. Ekosistem ini masih dikelompokkan menjadi; ekosistem terumbu karang; ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai lumpur.

Sifat tumbuhan pada ekosistem pantai:
a)Menjalar dengan geragih yang panjang.
b)Berakar besar dan panjang.
c)Akarnya termasuk akar tunjang (akar rawa)
d)Memiliki formasi tertentu yaitu :
1)Formasi Pes-caprae yaitu formasi dengan dominasi tumbuhan telapak kambing (Ipomea pes-caprae) dan diselingi rumput angin (Spinifex littoreus).
2)Formasi Baringtonia, yaitu formasi dengan dominasi tumbuhan keben atau butun (Baringtonia) dan ketapang (Terminalia) serta diselingi oleh pandan pantai (Pandanus tectorius) dan bakung pantai (Crinum asiaticum).
3)Formasi Bakung, terdapat di daerah pasang surut dengan lingkungan yang kekurangan oksigen. Tumbuhan yang mampu hidup antara lain; bakau (Rhizopora mucronata), nyirih (Xylocarpus granatum), tanjang (Bauguiera gymnohiza), tinggi (Ceriops candaleana).
Yang termasuk ekosistem air tawar adalah sungai, kolam, danau, rawa. Ciri-cirinya air tawar; kadar garam (salinitas) rendah, ada aliran air, dipengaruhi iklim dan cuaca, sebagai perantara habitat laut dan habitat darat. Tumbuhan yang hidup berupa enceng gondok (Eichlornia crassipes), semanggi (Marsilea crenata), paku sampan (Salvinia natans) dan berbagai jenis alga.

2. Ekosistem Darat Alami
Ekosistem darat alami terbagi dalam Gurun, Padang Rumput, Taiga, Tundra, Hutan.
a. Gurun terdapat di daerah tropik dan berbatasan dengan padang rumput. Kebanyakan di bumi belahan utara, dan sebagian kecil di wilayah benua Australia.

Ciri-ciri ekosistem gurun:
•Hujan tidak teratur dengan curah hujan rendah < 25 cm/tahun.
•Pancaran sinar matahari sangat tinggi, dengan suhu mencapai 40oC
•Perbedaan suhu siang dan malam sangat tinggi
•Terik dan gersang, penguapan tinggi.

Jenis Tumbuhan :
•Tumbuhan semusim berukuran kecil, pendek tetapi bijinya tahan lama.
•Tumbuhan menahun golongan Xerophyta dengan ciri berdaun seperti duri, berakar panjang, batang berspons dan dapat menyimpan air. Contohnya : berbagai jenis Kaktus
Jenis Hewan yang ada umumnya bertubuh kecil, hidup dilubang, dan keluar mencari makan pada pagi atau malam hari. Contohnya; Onta, Rodentia (binatang pengerat), ular, kadal, serangga, dan laba-laba.

b. Padang Rumput
Terdapat pada daerah tropika sampai substrat tropika yang beriklim sedang. Berdasar tumbuhannya dibagi menjadi Sabana dan Stepa. Sabana merupakan daerah padang rumput yang diselingi tumbuhan besar. Stepa merupakan padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput yang khas.

Ciri-ciri ekosistem padang rumput:
•Hujan turun tidak teratur dengan curah sedang (25-50 cm/tahun)
Jenis Tumbuhan :
•Daerah basah, golongan rumput-rumputan yang dapat mencapai ketinggian 3 m. Contohnya Indian grasses, Bluestem.
•Daerah kering, golongan rumput pendek misalnya Grama dan Buffalo grasses.

Jenis hewan :
• Golongan herbivora bertubuh besar; Bison di Amerika, Zebra di Afrika, Kanguru di Australia.
•Golongan karnivora; singa, anjing liar.
•Hewan kecil ; Rodentia, ular, belalang dan berbagai jenis burung.

c. Taiga
Terdapat di belahan bumi sebelah utara, berbatasan dengan kutup, dan biasanya hanya memiliki satu spesies pohon. Jenis tumbuhan yang ada misalnya; Spuce (Picea), Alder (Alnus), Birch (Betula), Juniper (Juniperus). Jenis hewannya ; Moose (Muskox), Beruang hitam, Ajag dan Marten.


d. Tundra
Terdapat di lingkaran kutub utara, beriklim kutub yang ditandai dengan musim dingin, dan gelap yang panjang, musim panas yang panjang dan terang yang terus menerus. Tumbuhan yang ada kebanyakan jenis lumut Spaghnum dari klas Musci (lumut daun) dan Lichenes (lumut kerak). Tundra disebut juga padang lumut. Jenis hewan; umumnya berbulu atau berambut tebal dan berwarna putih. Contohnya Raider, Walrus, Seal dan Pinguin.

e. Hutan
Hutan merupakan tempat tumbuh pohon-pohonan atau kayu-kayuan atau semak-semak, secara alami dan tak teratur dengan areal yang angat luas. Berdasar letaknya ada hutan gugur dan hutan tropis. Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, dengan curah hujan 75-100 cm/tahun dan memiliki 4 musim ( semi, panas, gugur, dingin). Tumbuhan yang ada bersifat tropofit, tumbuh tidak rapat, dan terdiri dari tanaman sejenis. Contohnya; maple (Acer campestre), sycamore (Acer pseudoplanatus), oak (Quercus sp). Jenis hewannya ; serigala, rusa, beruang, rubah, bajing, dan burung pelatuk.
• Hutan tropis atau hutan hujan tropis terdapat di daerah di mana hujan turun hampir setiap hari dan hawa panas yang sepanjang tahun, misalnya di daerah Amerika selatan, Afrika dan Asia tenggara.
• Tumbuhan di hutan hujan tropis dibagi dalam dua kelompok besar yaitu jenis autotropik dan heterotropik.
1). Tumbuhan autotropik adalah tumbuhan yang mampu menghasilkan makanan sendiri. Tumbuhan kelompok ini terdiri dari jenis :
a)Epifit yaitu menempel pada tanaman lain untuk mendapatkan cahaya matahari dan air. Contohnya anggrek (Dendrobium hasseltii), Pakis sarang burung (Asplenium nidus) dan lumut (Polydrichum sp).
b)Memanjat, yaitu akar tanaman berada di tanah tetapi untuk menopang batangnya yang lemah harus memanjat pada pohon yang lain. Contohnya panili (Vaniela planifolia) dan rotan (Calamus sp).
c)Mencekik yaitu, mula-mula sebagai epifit pada tumbuhan lain, pada akhirnya akan membelit / mencekik tanaman inang. Contohnya beringin (Ficus sp).

2). Tumbuhan heterotropik adalah tumbuhan yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Tumbuhan kelompok ini terdiri dari jenis :
a) Saprofit (pengurai), yaitu tumbuhan yang mendapat makanan dengan cara menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati. Contohnya anggrek (Galeola javanica) dan beberapa jenis jamur.
b)Parasit, yaitu tumbuhan yang mendapat makanan dengan cara menghisap makanan tumbuhan lain. Contohnya benalu (Cuscuta sp), Daflesia, Balanophora, Korthalsella.
c)Berkantung, yaitu tumbuhan yang mendapat makanan dengan menjebak hewan pada kantung yang dimilikinya. Contohnya kantung semar (Nephentes gymnamphora).
d)Mirmekofil (tumbuhan penyayang semut) yaitu tumbuhan yang memanfaatkan semut yang tinggal pada lekukan batang, ranting atau umbi akarnya untuk mendapatkan makanan dari sisa makanan / kotoran semut. Contohnya Mimercodia sp.
•Hewan yang hidup di hutan hujan tropis sangat lengkap dari yang kecil sampai yang besar. Contohnya : Kubung pelanduk (Cynochepalus variegatus), Ular terbang (Chrysopelea paradisi), Kalong besar (Pteropus vampyrus), Orang hutan (Pongo pygmaxus), Macan tutul (Panthera pardus), Trenggiling (Manis javanica), Bunglon (Calotes jubatus), Kukang ( Nycticebus coucang), Kancil (Tragulus javanica), Gajah (Elephas maximua), Kasuari (Casuarius casuarius), Harimau (Panthera tigris), Badak jawa (Rhinoceros sondaicus), dan lain-lain.
Ekosistem darat alami di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan tiga bentuk vegetasi utama yang penting, yaitu 1). vegetasi dataran rendah (pamah); 2). vegetasi dataran tinggi (pegunungan); 3). vegetasi monsum (gunung).
Daerah yang dikategorikan dataran rendah adalah yang memiliki ketinggian 0-1000 m dari permukaan laut (dpl). Di Indonesia dataran rendah merupakan ekosistem terbesar di antara ekosistem darat alami. Vegetasi dataran rendah dibedakan menjadi hutan bakau; hutan rawa air tawar; hutan tepi sungai; hutan sagu dan hutan rawa gambut.
Daerah dataran tinggi adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500m dpl. Ketinggian suatu daerah erat kaitannya dengan iklim suatu daerah. Iklim suatu daerah sangat menentukan distribusi curah hujan, yang pada akhirnya akan menentukan vegetasinya. Makin tinggi suatu daerah makin rendah curah hujannya. Komunias vegetasi di daerah pegunungan antara lain tumbuhan paku-pakuan, tumbuhan bunga, tumbuhan membelit, serta tumbuhan lumut.

Vegetasi monsun adalah komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim. Hutan ini memiliki pergantian antara musim kemarau dan musim penghujan silih berganti. Ciri khas vegetasinya adalah menggugurkan daunnya pada musim kemarau, dan tumbuh pada musim penghujan.

3. Ekosistem Suksesi
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang terbentuk karena adanya peristiwa suksesi, karena berbagai faktor seperti ; kegiatan manusia, bencana alam, gunung meletus, kebakaran, kekeringan dll. Bila kondisi ekosistem tersebut dibiarkan tidak terawat, maka akan berkembang sesuai dengan kondisi setempat membentuk ekosistem baru yang disebut ekosistem suksesi. Ekosistem jenis ini dapat dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder.
Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem yang berkembang pada bekas lahan yang benar-benar komunitasnya musnah, misalnya pada lahan bekas lahar gunung meletus, tanah longsor, tanah papasan, maupun tanah yang dibuat jalan. Misalnya pada lahan sekitar gunung Krakatau setelah meletus. Dahulu (150-an tahun yang lalu0 berupa daerah bebas komunitas, sekarang menjadi hutan belantara lagi
Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem suksesi yang berasal dari ekosistem yang rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru. Pada saat mengalami kerusakan masih terdapat beberapa komunitas yang hidup. Misalnya lahan bekas pembabatan hutan, pembakaran hutan atau ladang berpindah.

4. Ekosistem Buatan
Ada beberapa ekosistem yang dihasilkan dari kegiatan manusia ketika melakukan usaha memenuhi kebutuhannya.
a.Waduk atau danau buatan. Ketika dibangun sebuah bendungan di suatu tempat, maka substrat dasar waduk tersebut berasal dari sawah, kebun, sungai, ladang, dan lahan lain yang kondisinya berbeda-beda. Setelah terbentuk ekosistem baru (waduk/danau) lambat laun akan mengalami suksesi.
b.Hutan tanaman. Yaitu hutan yang vegetasinya dibudidayakan manusia. Hutan ini banyak dikembangkan di Jawa dan sebagian Sumatera. Biasanya yang dikembangkan adalah tanaman industri sehingga sering disebut hutan tanaman industri.
c.Agroekosistem. Adalah ekosistem yang terjadi di daerah pertanian, seperti sawah tadah hujan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan buah-buahan, dan pertanian terpadu.

Daftar Istilah Penting

Abiotik : Komponen ekosistem yang terdiri atas benda mati
Autrotrof : Makhluk hidup yang dapat membentuk zat makanan sendiri
Biosfer : Bagian bumi yang merupakan tempat hidup makhluk hidup
Biotik : komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup
Dekomposer : yang berfungsi sebagai pengurai sisa makhluk hidup
Detritivora : organisme yang memakan partikel-partikel organik
(detritus).
Detritus : merupakan hancuran jaringan hewan atau
tumbuhan yang melapuk.
Ekologi : Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup
dengan lingkungannya
Ekosistem : Kesatuan interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.

Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem yang berkembang pada bekas lahan yang benar-benar komunitasnya musnah

Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem suksesi yang berasal dari ekosistem yang rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru

Fotoautotrof : makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri
dengan bantuan cahaya.
Heterotrof : makhluk hidup yang tidak dapat membentuk zat makanan sendiri
Iklim : merupakan hasil interaksi komponen kelembaban udara,
suhu, curah hujan dll.
Lingkungan : tempat hidup beserta segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya.
Nisia/ relung : Peran makhluk hidup dalam ekosistem
Populasi : sekumpulan individu sejenis yang hidup
di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu
Produsen : Makhluk hidup yang berfungsi sebagai
penghasil bahan organik (zatmakanan)
Sabana : merupakan daerah padang rumput yang diselingi tumbuhan besar.
Stepa :merupakan padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput yang khas
Topografi : adalah kombinasi antara posisi lintang suatu tempat
dipermukaan bumi (latitude) serta tinggi rendahnnya
ditinjau dari permukaan laut (altitude).